Pakistan adalah sebuah republik Islam, di mana radikalisme berada pada tingkat yang tinggi.
Pada bulan April 2016, Pakistan mengundang 40 biksu Buddha Sri Lanka untuk memamerkan warisan budayanya dan mempromosikan Sekolah Seni Gandhara dan Museum Takshila.
Presiden Pakistan Dr. Arif Alvi mengatakan pada tahun 2023 bahwa Pakistan dan dunia perlu belajar dari pesan perdamaian dan kasih sayang Buddha Gautama karena pesan tersebut akan mendorong toleransi di era konflik dan kekacauan saat ini.
"Di dunia saat ini di mana kebencian meningkat dan meningkatnya polarisasi yang memicu konflik, inilah saatnya untuk menemukan kembali peran diplomasi budaya untuk mendorong dialog antar peradaban," kutip surat kabar Dawn dari pernyataan Arif pada simposium Gandhara di Islamabad.
Ia menambahkan, semua agama mengajarkan perdamaian, koherensi dan perlindungan lingkungan yang merupakan tanggung jawab manusia terhadap bumi.
Menurut South Asia Press, Pakistan bertujuan untuk meningkatkan hubungan bilateral dengan Asosiasi Kerja Sama Regional Asia Selatan (SAARC) dan negara-negara Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dengan mempromosikan dirinya sebagai tujuan wisata Budha.
China telah mendesak Pakistan untuk menghidupkan kembali "Jalur Gandhara" yang menghubungkan Lahore, Taxila dan Peshawar di sepanjang rute Koridor Ekonomi China-Pakistan (CPEC). Jejak ini berada di bawah "Jaringan Buddha" yang disponsori China, sebuah program rahasia untuk mengambil warisan Buddha di Asia.